Wednesday, May 22, 2013




Jenis Bentuk Gitar memang sangat bermacam macam,jenis jenis gitar juga sangat berfariatif mulai yang dari bentuk gitar klasik ,akustik sampai Gitar elektrik"listrik",setiap jenis gitar tentunya memiliki ciri khas yang menandakan gitar itu jenis gitar apa, mungkin banyak orang tau tentang bentuk gitar dan bisa memainkan gitar teetapi mereka belum tentu tau macam atau golongan/jenis gitar, sebenarnya bentuk dan jenis gitar itu ada 3 yaitu klasik akustik dan elektrik.

Di belahan dunia astinya tidak asing lagi dengan yang namanya gitar karena gitar adalah suatu lat musik petik yang banyak di sukai oleh orang orang karena dari bentuknya yang cantik dan unik,tetapi ja suaranya sangat indah dan juga gampang di bawa ke mana mana tak sepertipiano atau drum.bagi orang yang hobi meng koleksi gitar ,alat musik in adalah segalanya karena terkadang mereka lebih mengutamakan penampilan gitar kesayanganya daripada penampilan dirinya,bahkan juga mereka rela menyisihkan uang lebih banyak untuk membeli peralatan gitarnya di bandingkan untuk makan dirinya sendiri.

Ada 3 (tiga) macam jenis gitar :
  • Gitar Klasik
  • Gitar Akustik
  • Gitar Listrik

A. Gitar Klasik 

Gitar klasik atau Gitar Spanyol adalah jenis gitar yang paling banyak digunakan. Gitar Ini terdiri dari body berongga dengan soundhole, dan leher dengan mesin tuning / headstock. Dengan senar berbasis nylon string gitar klasik paling sering digunakan. Hal ini membuat  gitar klasik mudah digunakan baik untuk memetik dan digesek. Gitar klasik sering digunakan dalam musik klasik dan bahasa Latin dan dalam Flamenco serta jenis musik populer lainnya.

 


B. Gitar Akustik
Sekilas, gitar akustik sangat mirip dengan gitar klasik. Kadang-kadang kedua jenis gitar ini disebut gitar akustik, karena keduanya menghasilkan suara tanpa memerlukan amplifier. Kebalikan dari gitar klasik, gitar akustik menggunakan senar baja. leher'nya lebih kecil dan terkadang  menggunakan sound system elektronik (spull).  Jenis gitar ini sering digunakan dalam musik pop sebagai instrumen yang menyertainya.



  


C. Gitar Elektrik /Listrik
Gitar listrik adalah instrumen listrik, yang berarti hanya bisa dimainkan dengan amplifier. Dibandingkan dengan gitar akustik, gitar listrik tidak memiliki sebuah soundhole. Sebaliknya, gitar ini  terdiri dari body seperti papan. Gitar listrik menggunakan senar baja, getaran yang diterima oleh pick-up kemudian diteruskan ke amplifier. 
read more "macam-macam Gitar"




musik jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin, seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.
Nama-nama musisi yang masih diingat adalah Soleano, Garcia, Pablo, Baial, Torio, Barnarto dan Samboyan. Selain bermain di Jakarta, seperti di Hotel Des Indes (sekarang Duta Merlin Plaza) dan Hotel Der Nederlander (jadi kantor pemerintahan), mereka juga bermain di kota lain, seperti di Hotel Savoy Homann – Bandung dan di Hotel Oranje (Yamato) – Surabaya.
Pada tahun 1948, sekitar 60 musisi Belanda datang ke Indonesia untuk membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal. Salah satu musisi Belanda yang terkenal adalah Jose Cleber. Studio Orkestra Jakarta milik Cleber mengakomodasi permainan musik California. Band-band baru bermunculan seperti The Progressive TrioIskandar’s Sextet dan Octet yang memainkan jazz dan The Old Timers yang memainkan repertoir Dixieland.
Pada tahun 1955, Bill Saragih membentuk kelompok Jazz Riders. Ia memainkan piano, vibes dan flute. Anggota lainnya adalah Didi Chia (piano), Paul Hutabarat (vokal), Herman Tobing (bass) dan Yuse (drum). Edisi selanjutnya beranggotakan Hanny Joseph (drum), Sutrisno (saksofon tenor), Thys Lopis (bass) dan Bob Tutupoly (vokal).
Band jazz yang terkenal tahun 1945 – 1950 di Surabaya beranggotakan Jack Lemmers (dikenal sebagai Jack Lesmana, ayah Indra Lesmana) pada bass/gitar, Bubi Chen (piano), Teddy Chen, Jopy Chen (bass), Maryono (saksofon), Berges (piano), Oei Boen Leng (gitar), Didi Pattirane (gitar), Mario Diaz (drum) dan Benny Hainem (clarinet).
Nama-nama musisi jazz di Bandung tahun 50 – 60an adalah Eddy Karamoy (gitar), Joop Talahahu (saksofon tenor), Leo Massenggani, Benny Pablo, Dolf (saksofon), John Lepel (bass), Iskandar (gitar dan piano) dan Sadikin Zuchra (gitar dan piano).
Musisi-musisi muda di Jakarta bermunculan tahun 70 – 80an. Di antaranya Ireng Maulana (gitar), Perry Pattiselano (bass), Embong Raharjo (saksofon), Luluk Purwanto (biola), Oele Pattiselano (gitar), Jackie Pattiselano (drum), Benny Likumahuwa (trombon dan bass), Bambang Nugroho (piano), Elfa Secioria (piano). Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock dan fusion, tapi masih dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item (gitar), Karim Suweileh (drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman (keyboard), Candra Darusman (keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.
Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.
Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials dan masih banyak lagi lainnya.
Musisi jazz biasanya banyak bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana lewat pertunjukan jazz (JakJazz, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman dan kafe yang menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz ke Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa Java Jazz Festival. 
read more "Sejarah Musik Jazz Di Indonesia"
 

Popular Post

Powered by Blogger.

Blogger templates

Blogger templates

Blogroll

Blogger news